Saturday, March 31, 2012

Why Doctor?

Do you know why?


"Your interview will be at the end of March. So, please be prepare. You should know some current issues, diseases and...................." antara dengar dan tidak, aku hanya menconteng kertas.

"Interview lagi" keluhan dilepaskan, boring.

"You should know why you want to be a doctor" Zulllppzzz!! aku angkat kepala tepat memandang Cikgu Azran di hadapan. Errrr, kening terangkat.

"Why you want to be a doctor?" Sekali lagi pertanyaan itu menerpa.

"Doctor is not a choice, it is not something that if you cannot proceed with it, you have another options. No, you just want to be a doctor and you will only proceed with this path, but WHY? why you want to be a doctor?"

lolll mati!

Kemunculan soalan itu kembali membuatkan aku memikir. Memikirkan soalan yang aku tidak pernah tahu bagaimana jawapannya, soalan yang aku tak pernah tahu bagaimana untuk menjawabnya. Soalan yang selepas aku menjejaki bidangnya baru aku benar-benar fikir kenapa.

Memang dulu ketika ditanya, jawapan aku "because I want to be one. Helping people give me great satisfaction. Having to go home at the end of the day help me to live on." but i know deep inside that not the answer. Aku langsung tidak puas hati dengan jawapan tersebut, itu jawapan ketika di tadika dulu.

Dan aku juga tidak mahu menjawab dengan "because my ummi want me to be" as it doesn't sound like me.

I just want to be what I want to be. So why I want to be a doctor? If i want to help people why I end up with medical? why not becoming a nurse? or a counsellor? Save live? Then why not becoming a guard? policewoman? Because of this curiosity of mine, I end up asking people why they choose to be a doctor and do some surfing, but none of their answer satisfied me.


Once, my friend asked me, "rasa menyesal ke ambil bidang ni?" Aku angkat muka pandang pelik, "kenapa?"  "err xder pape" loll ceysshh buat orang curious je, dusshh!

I guess I know why she asked that It had been a couple of days, I asked myself why i want to be doctor? Kept asking her why, pushing her to give opinions.

Being a doctor is not an easy path. If I say that I want to help people, I am the real one that need help. How I am going to manage my time with family in that hectic life of mine? Yeah I know you will say that what doctor unique, put others first then yourself. Ya ya ya... agree with that but never strong enough to answer that question. Remember, doctor is not just a job but a lifestyle. Moreover, doctor cannot even makes a  mistake, how can that be? You play with life directly. Thats why medicine is one of the profession that is being sued the most. Every single mistake matters and can potentially destroy a doctor's career. well thats what I heard.. hehe. There is another one, being a doctor you cannot be lazy. Why? Because you work without time to rest. You cannot say to pregnant woman, "maaf ya, esok laa bersalin hari ni saya penat, nak tidur awal." More, 'on call' gonna be the best part. Recently, there are articles that being released saying that we have too many doctors being produced. Lots of doctors with very limited training places and shortage of specialists to supervise and train, what should I do? Give up with this path?



*** atas tuh adalah ditulis before interview ke Royal Collage of Medicine (RCMP) Perak.***



And now I am already here, being first year medical student. In fact, will go through my 1st year final examination next week. Welcome 1st year, ahlan wasahlan 2nd year, insyallah.

But still I don't know the reason why I am becoming a doctor. Yeah, I don't know why. *senyum* =)

Apa yang pasti,

I am already here, this is my path. He choose me to be here so there will be no reason for me to give up, right?


::this my path::



SO, WHY DOCTOR?? 
aku sekarang sedang tanya kamu? *sambil angkat kening = ).



Saatnya akan tiba, mampukah?

Keimananlah yang menjadi paksinya


Aku memandang wajah mereka,
kedutan diwajah makin jelas, rambut pula mula memutih,
ketika itu aku sedar saatnya nanti akan tiba,
mereka akan pergi dan meninggalkan kita untuk memperjuangkan apa yang telah mereka perjuangkan.

"MAMPUKAH AKU?"

Dan abbiku berkata, "Insyallah mampu. Allah akan beri kekuatan itu" dan air mata tanpa sedar mengalir, Kalau tak mampu pun tetap kena berusaha sehingga rasa mampu dan kita tidak menunggu rasa mampu itu datang untuk berjuang.


Aku melihat dengan mataku sendiri apa yang telah dan sedang mereka lakukan. Aku melihat sendiri betapa penatnya mereka berusaha namun tetap mereka berusaha seakan-akan itulah yang mejadi ubat kepenatan buat mereka. Aku melihat sendiri semangat mereka yang memancar biarpun wajah itu semakin berkedut. Seakan-akan mereka mengatakan semangat mereka tidak mereput, tidak memutih seperti mana rambut mereka memutih. Mereka tersenyum berusaha untuk membuatkan aku memahami inilah jalan dan perjuangan yang sebenar-benarnya.. inilah yang mereka mahu aku perjuangkan sama. Malangnya sedikit sekali aku mengambil pengajaran, sedikit sekali aku memandang pada mereka, sedikit sekali aku mengerti. Mereka menyatakan mereka ini rantai dan aku juga adalah rantai yang menyambungkan perjuangan para rasul dan para sahabat.  Allah meredhai perjuangan ini.



Namun aku bimbang, seandainya rantai itu mereput disaat aku memegangnya. Ya Allah kuatkanlah....Masih banyak yang perlu dilakukan. Aku mahu bersama mereka, berusaha sehingga aku mampu merasai apa yang mereka rasa yang membuatkan mereka tidak penat berusaha. Dan aku tidak mahu berjalan bersendirian, aku mahu kamu bersama-sama merasai. Maka ya RAbb, bantulah kami, kuatkanlah kami, tetapkan kami di atas jalanMu yang benar, satukan kami dan tunjukilah kami akan jalanMu yang benar....






Jika mereka pergi, bersediakah aku untuk menyambung? Mampukah aku?

Saturday, March 24, 2012

Pesanan as syahid syed ahmad yassin



Kekuatan cintanya pada Allah telah menerbitkan kekuatan yang luar biasa. Allah memilihnya untuk membawa sinar pada Gaza biarpun ketika itu beliau hanya berkerusi roda. Aku sampaikan pesanan as-syahid buat diriku agar aku berusaha kearah itu dan aku ingin mengajak kalian bersama.


"Wahai anak-anakku, telah tiba saatnya kalian kembali kepada Allah SWT, meninggalkan pelbagai sorak kehidupan dan menyingkirkannya ke tepi jalan. Telah tiba saatnya kalian bangun dan melakukan solat subuh berjamaah, saatnya kalian menghiasi diri dengan akhlak mulia, mengamalkan kandungan Al Qur’an, serta meneladani Muhammad SAW.

Aku mengajak kalian wahai anak-anakku untuk solat tepat waktu. Lebih dari itu, aku mengajak kalian, wahai anak-anakku, untuk mendekatkan diri kepada Nabi kalian yang agung.

Wahai para pemuda, aku ingin kalian mengenal dan menyedari makna tanggungjawab, tetap utuh menghadapi kesulitan hidup, meninggalkan keluh kesah, menghadap kepada Allah SWT, banyak meminta ampunan kepada-Nya agar Dia memberi rezeki kepada kalian, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Aku ingin kalian tidak terlena oleh saluran-saluran lagu audio visual, melupakan kata-kata yang membisikan cinta nafsu, serta menggantinya dengan kata amal, kerja, dan zikir kepada Allah. Wahai anak-anakku, kuharap kalian tidak sibuk dengan muzik dan terjerumus ke dalam arus syahwat.

Wahai puteriku, aku ingin kalian berjanji kepada Allah mempergunakan hijab secara benar. Aku meminta kalian berjanji kepada Allah peduli dengan agama dan Nabi kalian yang mulia. Jadikanlah ibunda kalian, Khadijah dan Aisyah, sebagai teladan. Jadikan mereka sebagai pelita hidup kalian. Haram hukumnya bagi kalian membuatkan mata para pemuda menjadi kendur dan surut tatkala melihat aksi kalian.

Kepada semuanya, aku ingin kalian bersiap-siap menghadapi segala sesuatu yang akan datang. Bersiaplah dengan agama dan ilmu pengetahuan. Bersiaplah untuk belajar dan mencari hikmah. Belajarlah bagaimana hidup dalam kegelapan yang pekat. Latihlah diri kalian agar dalam beberapa saat hidup tanpa elektrik dan tanpa kebergantungan dengan kemudahan elektronik. Latihlah diri kalian agar dalam sementara waktu merasakan kehidupan yang keras. Biasakan diri kalian agar dapat melindungi diri dan membuat perancangan untuk masa depan. Berpeganglah kepada agama kalian. Carilah sebab-sebabnya dan tawakallah kepada Allah.”



baca selanjutnya:  Mengenang tokoh & pahlawan kerusi roda


"Perjuangan adalah perlaksanaan kata-kata" -IHAB-

Friday, March 23, 2012

Belajar dan tujuannya

dalam belajar harus ingat

if 
physiology is concerned with function (fx),
anatomy is structure (art time),
biochemistry is chemistry of living thing (=.="),
pathology is study of suffering (or it's me that is suffering?)
parasitology is study of parasite 
microbiology is dealing with virus, bacteria and fungi 
immunology is study of immune defense system (this is where warcraft/dota is applied =D )
clinical skills is mastering skills needed (love this!)
medicine & society is ...........................???
then 
pharmacology is studying of drug (class of spelling+remembering)



10 subjects that will be appeared in FINAL EXAM! *cuak*

Doing my revision, I found this book: The Miracle in the cell membrane by Adnan Oktar. Great book ue know. Awesome!! if ue want to study then make sure it is not because of the exam, it is because of Allah and when it is because of Allah, pray to HIM so that ue knowledge will bring ue towards Him and also open the passage of Dakwah.

and remember this:

"Studying for knowledge means studying for Allah; when everything is centered because of Allah, there will be no word of give up!" -'A-

and this:

"If you lived in the time of prophet, what would you give for Islam? Khalid al-Walid gave his sword. Abu Hurairah gave his memory. Ali gave his knowledge. Abu Bakar gave his trust. Abdul Rahman Auf gave his money." -Pak Arbi-

"Whatever we may give, make sure we aren't giving useless tears only. If we have given nothing this whole time, when will we start giving?" -AmeenMisran-

via LangitIlahi.com

So what will ue give 'Atiqah? what is something that you can give? 
YOUR FIELD and YOUR KNOWLEDGE
make it useful and meaningful! ue can do it, believe!



So, belajar itu bukan semata-mata kerana exam, kau punya matlamat yang lebih jauh. Maka bila kau belajar, usaha itu adalah perlu tapi bukan semata-mata kerana exam. Usahalah kerana Dia, kerana mengejar pahala jihad, kerana mencari keredhaanNya. Dengan itu barulah studymu itu punya makna! barulah kau itu tidak lemas dalam usaha!



dalam rasa kemabukan baca pharmaco~

Saturday, March 10, 2012

Book: Attitude towards illness



A person aware of his faith will be steadfast and put himself in Allah's hands whenever he is sick because he realises that his illness is a test from Allah, just as he realised that his health is a test from Allah. He realises that trials and afflictions are tests from Allah just as are well-being and prosperity and ease, and indeed the latter are probably more serious and difficult tests. For this reason, no matter how uncomfortable he is, he will be steadfast and continue to pray in sincerity to Allah. He knows that it is Allah Who created illness and thus it is Allah Who will give the cure. In the Qur'an, Allah praises the steadfastness of a believer during illness and lists it among the qualities of "true devoutness":



"…Rather, those with true devoutness are those who believe in Allah and the Last Day, the Angels, the Book and the Prophets, and who, despite their love for it, give away their wealth to their relatives and to orphans and the very poor, and to travellers and beggars and to set slaves free, and who establish prayer and pay zakat; those who honour their contracts when they make them, and are steadfast in poverty and illness and in battle. Those are the people who are true. They are the people who have taqwa."(Surat al-Baqara: 177)



While being steadfast, the believer will also take the treatment required to make him better. He will not be emotional or childish to attract the attention of those around him. He will consciously take the treatment and medicine recommended for his illness. This behaviour will actually be a prayer to Allah. At the same time and as a result of living according to the teachings of the Qur'an, he prays constantly that Allah will help and cure him. In the Qur'an, Allah gives the Prophet Job (pbuh) as an example of this attitude of faith:



And Job when he called out to his Lord, "Great harm has afflicted me and You are the Most Merciful of the merciful." (Surat al-Anbiya': 83)



It must be said that all medicines taken are means towards a cure. If Allah wills, He will make the treatment a means for healing. It is Allah Who creates the medical means used in treatment—microorganisms, animal and plant materials—used in the composition of medicines. In short, it is only Allah Who creates the cure.



In the Qur'an, Allah draws our attention to this by what the Prophet Abraham (pbuh) says: "And when I am ill, it is He Who heals me." (Surat ash-Shu'ara': 80)



However, members of an unbelieving society immediately become rebellious when they fall ill. They behave in a way quite contrary to the reality of the decree when they say, "Why has such a thing happened to me?" A person who thinks in this way, could never possibly put himself in Allah's hands during an illness or regard it as a benefit.



However, believers think about the reason for their illness and regard it as a good opportunity to draw closer to Allah. Once more they come to understand what a great blessing health is and how helpless human beings are. Even an ordinary sickness like the flu can put a person in bed. In this situation, no matter how powerful, respected or wealthy one is, we are helpless and must rest and take our medicine. Under these circumstances, we recall how much we need Allah and our sickness is the means for us to remember Allah's name and draw close to Him. And for the believer, 




every illness is a warning that the world is transient and death and the next world are close at hand.






Text by Harun Yahya
taken from  24Hours in the life of a Muslim

Tuesday, March 06, 2012

Ibadat yang bukan sekadar adat


***


Tika itu, air mata yang mengalir dalam ibadah kita, dalam solat kita pastinya air mata yang lebih berharga. Kita tidak menangis kerana tenggelam dalam pelukan ibadah kita semata-mata, tetapi tangisan kita mengalir setelah kita penat berusaha mengerah tenaga kita supaya orang lain pun dapat berjalan di atas jalan yang sama dengan kita.

Dalam keadaan penat, diuji dengan pelbagai tohmahan dan cacian mungkin, itulah yang lebih menambah seri ibadah kita. Kita tidak beribadah dengan kosong lagi ketika itu. Pastinya ibadah kita ketika itu, menjadi stesyen kekuatan untuk kita mengadu segala masalah dan halangan serta tempat kita menagih kekuatan dari Allah.

Waktu itu, kita tidak akan terasa kosong lagi dengan ibadah. Bahkan, kita mungkin akan rasa tidak puas kalau terlalu sekejap berada dalam masa-masa khusus kita dengan Allah itu.

Itu hanya mampu kita nikmati setelah kita bebaskan diri dari kurungan ibadah kita semata-mata.

Kelazatan ibadah, hanya mampu dirasai setelah kita berpenat lelah dalam usaha dakwah, mengajak manusia lain kenal dan akrab juga dengan Allah.

Tika itu, ibadat kita bukan lagi sekadar adat,
Tetapi saham yang bernilai akhirat !

***

Saturday, March 03, 2012

MedStory: Asleh nafsaka wad'u ghairaka

ready?


Salam alaik,

Alhamdulillah, hari ini selesai jua study group rumah oreo kami. Ilmu foetal membranes kali ni Allah hadirkan Amal dan Amani untuk formation germ layer. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah syukur punya pencerahan tentang itu sekarang. Thank you girls. You all surely awesome! >.<

Dan sekarang dalam proses membedah email, mencari email ummi, tapi tak jumpa. Then jumpa ini, yang ni awesome, seriously ni..

Catatan seorang ibu, jom baca;



Sepetang di wad 2C

Sambil mendukung anak, aku keluar dari bilik wad, berjalan-jalan sekitar wad 2C. Bertemu ibu-ibu lain, kami berkongsi cerita. Kedua anak kecil itu menghidap asma. Mereka berkongsi bilik, ditemani ibu masing-masing. Petang itu mereka bakal meninggalkan wad tersebut.

"Tembamnya Putera Danish akak ni!" ibunya tersenyum sahaja mengiakan. Rakan sebiliknya pula sedang membelai NurSyafiqah, 7bulan yang sedang minum susu botol.

"Kecilnya anak akak," aku mengulas sekadar beramah, tiada maksud tersirat.

"Mahunya tidak dik, lahir tak cukup bulan," balas si ibu.

"Oo, patutlah," getusku.

"Mudahlah lahirnya ye kak." sekali lagi aku membalas sekadar beramah mesra.

"Biasalah dik, anak eksiden, tak sengaja ni memang mudah bersalinnya". Terkedu, aku diam sebentar. Cuba memahami apa yang dituturkannya. Rupanya ada cerita disebalik itu.

Rupa-rupanya anak kecil mulus bermata sayu itu salah seorang daripada ratusan ribu anak luar nikah yang berada di negara tercinta kita kini. Ibu kandungnya yang masih muda remaja telah menyerahkan bayi 'eksiden' itu kepada kakak tersebut, yang telah 6kali gugur kandungan dan masih belum berjaya mempunyai anak kandung. Alhamdulillah, dia berhati mulia. Sanggup menerima si bayi yang tidak berdosa itu untuk dibela. Untungnya juga, dia bijak menelah situasi akan datang, justeru mengambil hormon agar dapat menyusukan si bayi, lantas mencantas ranting-ranting permasalahan mahram dengan suaminya.

Bukan sekadar membela, dia juga berazam mendidik bayi tersebut sebaiknya.
"Akak nak hantar dia ke sekolah agama, biar dapat didikan betu-lbetul".

Aku bahagia mendengar. Walau zahirnya dia memakai kain belah, rupa-rupanya dia juga faham, HANYA agama, tepatnya ISLAM penyelamat kita!

Rakan-rakan, aku tidak mahu hanya tahu mengeluh dengan situasi masyarakat kini. Mari sama-sama kita bangun, dengan mengibar slogan: 'aslih nafsaka wad'u ghairak!', kita baiki diri, bangunkan islam dalam diri, barulah islam akan tertegak sebagai daulah.

Wassalam.
Penulis aaz
dipetik dari PewarisGroup



Dan aku juga, hari ini menulis dan mencoret di sini untuk mengibar perkara yang sama,


 'asleh nafsaka wad'u ghairaka'
(perbaikilah dirimu dan ajaklah orang lain)



"Islam menyebut jihad melawan kezaliman dan kerosakan di dalam masyarakat mesti lebih didahulukan daripada jihad melawan kekufuran dan musuh di luar Islam"
                                                                             [Dr. Yusuf Qardhawi dalam Fiqh Jihad]



Maka untuk melawan kezaliman dan kerosakan di dalam masyarakat inilah kita perlu berusaha memperbaiki diri kita dan mengajak orang lain bersama. Ayuh bersama melangkah for a better world staright to Jannah!

Jahiliyyah so childish




‎"Akan sampai satu tahap, bila kita sudah faham dan 'izzah dengan Islam, kita akan nampak betapa kebudak-budakannya manusia lain, yang masih sibuk dengan (misalnya) Justin Biebernya, dengan Grayson Chancenya, dan bermacam-macam lagi agen jahiliah. Tidak mengapa minat dengan seorang tokoh atau figure dengan syarat minat perkara yang bermanfaat (misalnya kesungguhannya, motivasinya) dan lain-lain. Tapi jika sekadar minat ketampanannya, dan lain-lain, apa faedahnya?

Jahiliah itu ialah segala yang menjauhkan kita dari Islam dan Allah SWT. Andai TV itu menjauhkan kita dari Allah, maka TV itu jahiliah. Jika kasut mahal itu menjadikan kita riak dan lain-lain misalnya, ertinya hatta kasut pun boleh jadi jahiliah.

Jika kita minat Spongebob (contoh rambang) sekalipun kerana kita mengambil motivasi dari sikap optimisnya, itu ada manfaat dan ada terkandung kematangan di situ. Dengan syarat kita tapis segala unsur-unsur yang buruk padanya. Tapi dengan syarat kita tidak melupakan contoh yang paling agung iaitu Rasul SAW, para nabi dan para sahabat. Bahkan merekalah contoh yang paling utama, dan suatu kezaliman dan rosak akidah bila kita memuliakan mana-mana tokoh melebihi mereka ini.

Tidak mengapa jika kita membaca Doraemon misalnya, untuk tujuan mengambil pengajaran dan berfikir secara matang. Dengan syarat kita tapis segala unsur-unsur yang buruk padanya. Tapi dengan syarat kita tidak melupakan kitab yang paling agung iaitu Quran, dan seterusnya hadith, dan kitab-kitab agama. Bahkan kezaliman dan rosak akidah bila kita memuliaakan mana-mana buku atau tulisan lebih daripada Quran.

Sesungguhnya Islam itu mematangkan dan membebaskan manusia dari belenggu dunia yang kebudak-budakan."



(pesanan seorang sahabat)
***

"Jahiliyyah menjadikan kita kebudak-budakkan," komen adikku, Hana'

Aku mengangguk setuju.

"Maka untuk menghapuskan jahilliyah...?" soalan dilemparkan.

"Minyak dengan air tidak boleh bercampur," balasnya dengan senyuman. Aku menangkat kening. "Kena usahakan hidup kita sentiasa terisi dengan kebaikkan baru jahiliyyah tak dapat masuk," sambungnya lagi.

"Cannot agree more" balasku..


Dunia ini punya pasangannya tersendiri,
Jika punya benci, maka wujud juga suka
jika punya kegelapan, maka wujud juga cahaya
jika ada keburukkan maka akan ada kebaikkan
jika ada dosa, adalah pahalanya
ibarat minyak dengan air tadi,
semua ini tidak bercampur


Maka jika kita ini tidak melakukan kebaikkan nescaya kita melakukkan keburukkan
jadi, adakah kita mahu lagi berlengah dalam kebaikkan?






Fb status 
November 15, 2011; 9.03am
lihatlah dengan pandangan mata akhirat