Tuesday, July 26, 2011

MedStory: Kenal perempuan itu?

question: who that woman?

I was a conscientious student and had breezed through the questions, until I read the last one: "What is the first name of the woman who cleans the school?" Surely this was some kind of joke. I had seen the cleaning woman several times. She was tall, dark-haired and in her 50s, but how would I know her name? I handed in my paper, leaving the last question blank. Just before class ended, one student asked if the last question would count toward our quiz grade. "Absolutely," said the professor. "In your careers, you will meet many people. All are significant. They deserve your attention and care, even if all you do is smile and say 'hello'." I've never forgotten that lesson. I've also never forgotten her name was Dorothy.

Everyone, everybody even nobody is significant. 
In medical field they said that,
"it is not HOW MUCH you know that matters, it is WHOM you know that matters"
it is?


Maka sama-sama memperbaiki hubungan sesama manusia
Bagaimana?


1) Mantapkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT
2) Membina hubungan dengan akhlak yang baik
3) Miliki komunikasi yang baik dan harmonis

Kunci utama pembuka hubungan baik dengan orang lain adalah adanya kekuatan hubungan dengan Allah. Baiki hubunganmu dengan Allah maka Allah akan memperbaiki hubunganmu dengan manusia lainnya. 

Mengapa aku perlu belajar?

Salam alaik,


alhamdulillah baru lepas siapkan tutorial BPSS. Pening dengan term-term yang wujud. Mujur sahaja ada housemate yang membantu sama. Alhamdulillah.. housemate thanks bebanyak bantu. =)


dalam tengah aku buat tutorial yang teramat memeningkan, aku jadi terfikir "kenapa aku perlu belajar semua benda ni?"





ya, kenapa perlu aku belajar? kenapa penting menuntut ilmu? kenapa?
dan sebenarnya sekelompok manusia sudah lupa tujuan mereka menuntut ilmu. Mungkinkah aku juga terlupa tentang hakikat aku belajar?


Maka, persoalan yang perlu sentiasa diingatan. "untuk apa kau belajar? kemana akan engkau laburkan ilmu itu?"


"mereka menuntutnya bukan untuk diamalkan. akhirnya ilmu mereka sebesar gunung namun amal mereka sebesar debu" 
-sufyan al-thauri-


maka ingatlah


"bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan"
 -al-A'laq:1-


kerna engkau pertahanan penting


"engkau memegang cabang penting dari cabang-cabang Islam, maka (awas) jangan sampai musuh dapat lolos (terlepas) dari pengawasanmu".


Maka belajarlah bersungguh-sungguh. Sentiasa memperbaharui niat dan iltizam. Insyallah Dia akan mempermudahkan jalanNya~




ALILMU ANNUR WA NURULLAH LA YAHDI LIL'ASI"
"ilmu itu cahaya dan cahaya tidak akan masuk dalam hati yang melakukan maksiat"

Wednesday, July 20, 2011

Song: Ama Zilna

who never forget ue


Approaching God with our hearts
No fear nor grief for whom He guides
His rope is strong and will never waver
His provision is there for all who are in need
In every place, at every time
Above you is The Glorious Caretaking Lord
In every place, at every time
You have a Lord who loves you and will never forget you
Do we know our Lord?
Do we see our Lord’s blessings?
Do we know our Lord?
Do we thank Him… or have we forgotten..
that His servants… we are
In His Dominion we exist for as long as He wills
And we call upon His bounty through prayer
And seek His favors through hope
For He is our refuge when difficulty strengthens its hold
In every place, at every time
Above you is a Gloriouscare Taking Lord
In every place, at every time
You have a Lord who loves and will never forget you
Do we know our Lord? Do we see our Lord’s blessings?
Do we know our Lord? Do we thank Him… or have we forgotten..
that His servants… we are




***
My heart is Allah’s, My soul is Allah’s, My wealth is Allah’s

Saturday, July 16, 2011

Saat aku melukaimu, maafkanlah


maaf seandainya aku seringkali melukaimu



Dua orang sahabat berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan mereka bertengkar dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati,tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir :HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, di mana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, berenang namun nyaris tenggelam. Mujur sahaja sahabatnya berjaya menyelamatkannya. Ketika dia sudah mulai sedar dan rasa takutnya mulai hilang, dia menulis di sebuah batu :HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN  NYAWA AKU.

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya,”Kenapa setelah aku melukai hatimu kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di atas batu ?”

Temannya sambil tersenyum menjawab, ”Ketika seorang sahabat melukai hati kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus menghapuskan tulisan tersebut. Dan apabila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita agar tidak bisa hilang tertiup angin.”


Sahabat,
Aku adalah manusia yang sering lupa,
Tapi aku tak berhajat untuk hilang dalam ramai,
Jadi, ingatkanlah aku ketika aku lupa.

Sahabat,
Tembaklah aku dengan tembakan doamu,
Kuatkanlah aku dengan senyumanmu,
Ingatkan aku dengan bicaramu.

Sahabat,
Aku mengenalimu melalui 1 PERJUANGAN,
Aku memahamimu melalui 1 TARBIAH,
Aku mengingatimu melalui 1 KENANGAN,
Aku menyayangimu melalui 1 UKHUWAH.

Aku dan kamu,
Kita satu hati satu jiwa
Walau dalam jasad yang berbeza
Aku sakit bila engkau sakit
Aku senang bila engkau senang
Senyumanlah agar aku juga boleh tersenyum
*senyum*

'Pure'nya ukhuwah Umar


Moga Allah mempersatukan hati kita di atas jalanNya


Tak perlu mencari teman secantik BALQIS,
andai diri tak seindah SULAIMAN,
Mengapa mengharap teman setampan YUSUF,
andai kasih tak setulus ZULAIQHA,
Tak perlu menjadi seteguh IBRAHIM,
andai diri tak sekuat HAJAR dan SARAH,
Mengapa didamba teman seistimewa KHADIJAH,
andai diri tak sesempurna RASULULLAH......


Ketahuilah..
"Sahabat adalah mereka yang mengasihi saudaranya melebihi dirinya sendiri"
dan 
"sahabat itu adalah orang yang tidak mengiakan kesalahan sahabatnya"
sedangkan kita bagaimana??



SAHABAT YANG BAIK PENYELAMAT BENCANA~

Ketahuilah sahabat-sahabatku,

Setiap diri muslim melalui perjalanan hidup yang berbagai ragam. Tidak berada di dalam suasana yang sama warnanya sepanjang masa. Ada kalanya kita mudah melakukan kebaikan. Ada kalanya kita ditimpa bencana hasutan syaitan dan perdayaan nafsu hingga menyeleweng dari keredhaan Allah. Oleh itu perkara yang berpengaruh kuat dan mampu menarik kita kembali ke jalan kebenaran adalah keteguhan persahabatan di jalan Allah.

Disebabkan kekuatan luarbiasa terkandung di dalam persaudaraan Islam, maka perkara pertama yang Ar-Rasul Muhammad s.a.w laksanakan sewaktu berhijrah ke Madinah ialah mempersaudarakan golongan Muhajirin dan Ansar. Kekuatan yang dimaksudkan adalah anugerah Allah kepada setiap diri muslim yang merasai mereka telah diikat dengan keimanan.

Allah s.w.t berfirman dalam surah Al-Anfaal ayat 63 bermaksud;

“Dan yang mempersatukan hati mereka(orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi, nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sahabat-sahabatku yang bertaqwa,
Kekuatan persaudaraan Islam yang begitu rupa akan mampu memperingatkan kalian sewaktu lemah dan leka. Seandainya kalian ditinggal bersendirian terkapai-kapai tanpa sahabat yang baik, kalian terdedah kepada kehancuran dan kebinasaan. Pada hakikatnya serigala akan menerkam kambing yang terpisah dari kumpulannya. Sudah tentu sahabat yang soleh (baik) tidak akan membiarkan kita bersendirian. Dia akan sentiasa mengingatkan kita kepada kebaikan.

Seperkara lagi yang perlu diingat; setiap diri manusia merupakan cermin sahabatnya. Sekiranya sahabat yang kita pilih itu berakhlak mulia, maka kesannya kepada diri kita juga adalah kebaikan belaka. Sebaliknya andainya sahabat yang kita pilih itu berakhlak buruk, maka kita akan terdorong melakukan dosa dan kemungkaran. Ini bertepatan dengan maksud sabda

Rasulullah s.a.w;

“Sesungguhnya sahabat yang soleh itu umpama penjual minyak wangi. Jika kita tidak membeli darinya, tetap kita akan menghidu bau wangi darinya. Sedangkan sahabat yang jahat pula, umpama tukang besi. Walaupun tidak terkena percikan api, tetap kita merasai bahang panas dan terhidu bau busuk darinya”.

Dari itu sewajarnya kita perlu menentukan pilihan yang terbaik dalam bersahabat berdasarkan ketinggian iman dan taqwa.

sahabat-sahabat yang sejati!
Renungi secebis kisah dari sirah para sahabat Rasulullah; semoga dengannya terlihat jelas fungsi sahabat yang baik.

Umar bin Al-Khattab mempunyai sahabat yang rapat dengannya bernama ‘Iyash bin Abi Rabi’ah. ‘Iyash memeluk Islam ketika waktu yang hampir dengan perintah berhijrah ke Madinah. Oleh itu imannya masih tipis ketika itu. Bagaimanapun ‘Iyash cuba menyertai hijrah bersama-sama Umar Al-Khattab.

Di pertengahan jalan ibunya menghantar utusan untuk memujuknya pulang dengan ancaman ibunya akan terus-terusan berjemur di tengah panas tanpa beralih ataupun mandi. Hal itu membuat ‘Iyash khuatir dan hatinya berbelah bagi, bimbangkan keselamatan ibunya.

Umar cuba memujuknya; “Usahlah terlalu khuatir akan ibumu. Selepas dua hari berjemur, badannya akan kotor dan dia pasti rimas . Tentunya dia akan mandi. Jika dia berjemur seharian di bawah mentari, pasti esok dia akan berteduh”.

Disebabkan iman di hatinya masih lemah, dia berkeras juga ingin pulang menemui ibunya.

Umar hanya mampu memperingatkannya; “Wahai ‘Iyash, jika engkau pulang, pasti ditimpa bala’ dan cobaan”.

Namun sahabat yang baik tidak tergamak membiarkan sahabatnya ditimpa kesusahan. Umar telah melakukan sesuatu yang dapat mengingatkan ‘Iyash walau dia tidak berada bersamanya.

Disebabkan ‘Iyash tidak mempunyai unta, diberikanya untanya kepada ‘Iyash; “Ambillah untaku ini. Semoga dengannya kau akan mengingatiku dan kembali bersama-samaku”.

Sebaik-baik ‘Iyash pulang kepada keluarganya, dia telah dipukul dan disiksa. Hampir saja dia berjaya dipujuk meninggalkan Islam. Terlihat saja dia kepada unta Umar, ‘Iyash ingat kembali kepada iman dan Islam. 

Di situlah kekuatan erti persahabatan yang terjalin. Sahabat yang baik mampu menyelamatkannya dari bencana kufur.

sahabat-sahabatku yang diharapkan membawa kebaikan kepada insan lain;

Bilamana kalian telah berjaya beroleh sahabat sejati berteraskan iman dan taqwa, perlulah diberi perhatian terhadap langkah-langkah yang menyuburkan ikatan ukhwah tersebut;

• mengasihi saudara seIslam semata-mata kerana Allah
• mengucapkan salam bila bertemu
• sentiasa menziarahi terutama ketika sakit
• sentiasa saling mendoakan
• menolong ketika kesempitan
• memenuhi jemputan
• memberi ucapan tahniah dan takziah
• saling memberi hadiah
• tidak memutuskan silaturrahim dan memulaukan
• bertolak ansur dan saling memaafkan
• bermanis muka semasa bertemu
• sentiasa jujur dan ikhlas inginkan kebaikan sesama saudara seIslam.

sahabat-sahabat Sejati!
Pada hakikatnya, persahabatan yang baik memerlukan perhatian dari kita untuk mengawalnya dari dirosakan oleh gejala-gejala liar sepetimana maksud sabda Rasulullah;

“Janganlah kamu saling putus-memutus hubungan, janganlah kamu saling berpaling tadah, janganlah kamu saling benci-membenci, janganlah kamu saling berhasad dengki. Dan jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Dan tidaklah halal bagi seorang muslim berpaling dari saudaranya lebih dari tiga hari”. (HR Bukhari dan Muslim)

-p/s: adakah aku termasuk dlm golongan2 seperti Umar?
masih adakah yang mampu menjadi 'Iyash dlm dunia yg jahiliyyah yang semakin rancak?
apakah peranan kita menjadi Umar abad 21?
bagaimana nak membantu 'Iyash abad21?
tidak inginkah kita termasuk dlm golongan-golongan ini?

-dipetik dari PEWARIS.net
-betapa 'pure'nya kekuatan ukhuwah Umar sehingga mempengaruhi AQIDAH 'Iyash kembali kepada ALLAH, kembali kepada ISLAM yg suci....SUBHANALLAH

"tak sempurna iman seseorang selagi dia tidak menyayangi sahabatnya sebagaimana dia menyayangi dirinya sendiri"

Friday, July 15, 2011

Kuatkan cinta dengan kejauhan

Salam alaik,
Bila Allah ingin memperkuat cinta dengan berjauhan,
perlukah tangisan itu?

2 hari berlalu, berita gembira itu ternyata membuatkan aku berfikir berpanjangan dan air mata tidak henti gugur. Aku gembira namun sedih itu tetap jua bertandang, sakit tetap juga mengetuk dan rindu semakin memberat. Aku katakan pada diri, "hey jangan menangis kerana Allah ingin memperkuat cinta dengan kejauhan." dan itu hanya membuatkan tangisan bertambah.

Ketika berita itu sampai pada gegendang telinga, aku hilang kata dan hati tiba-tiba menjadi sebak. Sekadar bersuara riang berbicara tenang. Tidak mungkin aku tergamak mengikis gembiranya dengan sebakku dan tidak mungkin aku tegar membuat dia serba salah dengan tangisku.

Hey kamu, di sana nanti jangan lupakan aku, sentiasa masukkan aku dalam doamu, sentiasa jadikan aku teman sedih, ketawa, gembira dan amarahmu dan sentiasa rindui aku... kerna aku tidak akan berhenti merinduimu.

Betapa aku ingin terbang ke bumi terengganu sana, memeluk erat dirimu, melepaskan lelah buat kali terakhir di bahumu dan aku ingin berbisik padamu bahawa aku mencintaimu, bahawa aku bersyukur padaNya  kerana dihadirkan kamu ke dalam hidupku. Tapi memikirkan bahawa aku tidak mampu melakukannya air mata itu menitis, sungguh aku rindu kamu. Ingin aku menatap wajahmu sebelum dikau berangkat ke seberang sana.

Hey tahukah?  kamu itu bintang hidupku. Menghiasi gelap malamku dengan kata semangatmu, menceriakan hati dengan keindahan akhlakmu, meriangkan dengan kebaikkanmu dan mengapuskan duka dengan terangnya cahayamu. Terus bersinar ya? Kerna aku ingin dan akan sentiasa memandang bintang ini biarpun jarak berbatu itu memisahkan.

Mungkin kau akan katakan aku sengal, emosi semacam..haha tak kisahlaa. Gila aku nanti memendam rasa cinta dan sayang pada kamu tahu? =P




Hey sahabat 
bintangku, kekuatanku
Sentiasa bersihkan niatmu
sentiasa upgradekan imanmu

Hey sahabat
aku yakin engkau akan melakar sejarah di sana
aku yakin engkau akan mendaki kejayaan di sana
hatta di mana-mana saja engkau berada
kerna aku yakin dengan sikapmu dengan kekuatanmu dengan semangatmu
dan kerna hubunganmu denganNya.

Hey sahabat
mungkin laluan kita berbeza
engkau di sana dengan suasana sana
dan aku di sini dengan suasana sini
namun kita menuju matlamat yang sama
itulah mencari redha Allah
jadi sahabat bersama kita lengkap melengkapi di jalan ini ya
hulurkan tanganmu jika aku jatuh
bisikkan kekuatan padaku bila aku lemah
ingatkan aku bila aku lupa

Hey sahabat
ku pinjam kata-kata ini untukmu
teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengikutimu.
teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.
-IHAB-

Hey sahabat
ana uhibbukifillah
untuk segalanya





sahabat terbaikku, berjuanglah!
dan nanti jangan menyiksaku dengan diammu tau

Friday, July 01, 2011

BERBEKALLAH..

Salam alaik,

Hari ini aku ingin sekadar berkongsi, mungkin berguna bagi kita yang akan memulakan langkah ke dunia baru IPT.

melangkah dengan redhaNYA


*****


“Assalamua’laikum akak. Alhamdulillah, saya dapat IPG. Doakan saya.”

“Salam akak. Alhamdulillah, saya dapat asasi UiTM.”

“Salam kak. Saya akan ke KTD, insya-allah.”

Satu demi satu mesej daripada beberapa adik-adik lepasan SPM yang saya kenal masuk ke telefon bimbit. Semua mereka berkongsi keputusan dan tawaran IPT yang mereka peroleh. Nada mereka gembira – mungkin mereka dapat apa yang hajati. Alhamdulillah.

Sebagai seorang kakak, tentu saja saya tumpang gembira melihat mereka gembira. Namun begitu, jauh di sudut hati, saya tetap berasa bimbang. Bimbang mengenangkan bagaimanakah adik-adik ini nanti tatkala berhadapan dengan pelbagai cabaran di alam baru? Alam IPT yang mana disebut oleh Sheikh Imam Maududi sebagai ‘tempat penyembelihan iman-iman para pemuda Islam’ – sungguh ‘horror’ bunyinya kan?

Sambil membaca mesej-mesej mereka, tanpa di sangka, pengalaman-pengalaman peribadi sepanjang di IPTpun muncul di benak fikiran - berputar laju kisa suka, duka, pahit dan manis yang saya pernah lalui. Masya-allah. Sungguh, sememangnya saya perlu akui, kalau bukan kerana rahmat ALLAh, pasti saya sudah lama larut seperti kebanyakan manusia lain. Segala puji bagi ALLAH yang menyelematkan saya daripada fitnah yang melata.

Maka, di sini ingin saya nukilkan di sini beberapa cabaran yang paling ketara saya hadapi sepanjang belajar di alam IPT, khususnya IPT dalam Negara (note: menurut pengalaman saya, belajar dalam Negara lebih mencabar daripada luar Negara). Mudah-mudahan, ada manfaatnya kepada para pembaca, khususnya adik-adik yang sedang bersiap untuk masuk ke IPT pilihan masing-masing.


Pengalaman 1 – disuruh menari didepan khalayak

Menari? Saya disuruh menari di atas pentas, dan disaksikan oleh ramai orang??

Oh, itulah pengalaman yang paling tak dapat saya lupakan.

Cuba teka menari dengan lagu apa?

Asmaradana!

Memang pengalaman yang menyakitkan.

Walaupun, Alhamdulillah, saya berjaya ‘escape’ daripada arahan ‘jijik’ itu. Tapi, saya akui, silap saya kerana ‘tertipu’ dengan ‘garang-garang’ para fasilitator. Memang saya tak menari, tapi saya kene jadi MC untuk malam penuh ‘jahiliyyah’ itu! Sungguh, tidaklah saya harapkan melainkan pengampunan daripada ALLAh atas kelemahan saya ketika itu.

Maklumlah, peristiwa itu berlaku di akhir minggu orentasi. Seminggu pertama minggu orentasi, tentu saja ramai yang masih ‘blurr’ dengan suasana baru – dan itu termasuk saya. Apabila arahan itu diberi oleh kakak dan abang fasilitator dengan nada ‘tegas’, ‘mengancam’ dan ‘mengejek’, maka ramailah yang ‘blurr’ ini tewas dan hanya mengikut arahan.

Walaupun saya terpaksa berada dalam majlis itu, tapi, Alhamdulillah, saya memang tidak menjadi MC yang baik – bahkan kata kakak-kakak saya telah merosakkan majlis dengan ‘kelesuan’ suara dan ayat-ayat saya sepanjang mempengerusi ‘cultural night’ itu.

Tapi, yang paling saya sedih ketika itu adalah apabila melihat orang-orang yang awalnya ‘menentang’, akhirnya hanyut sekali dengan majlis tari menari itu. Seronok katanya – ya lah, ramai yang baru sedar diri ‘berbakat’ menari! *_*

Bagaimana sepatutnya saya bertindak?

Hari ini, bila saya fikir-fikirkan kembali, saya terfikir, sepatutnya saya tinggalkan aja majlis itu. Tidak ada guna lansung pada saya – bahkan mengotorkan hati saya saja. Boleh aja saya lari ke tandas ke.. ke mana-mana ke... dan kemudian menghilang diri terus. Orang berimankan sepatutnya cerdik.

Sungguh, saya sepatutnya saya tak perlu takut dengan ancaman-ancaman orang-orang itu. Siapa mereka untuk mengancam kita? Saya sedari hal ini setelah saya tahu bahawa arahan ‘tarian’ itu bukanlah disetuju oleh semua pihak – hanya pihak-pihak tertentu yang tidaklah berpengaruh sangat di institut ini.

Pengajarannya?

Jangan takut dengan gertakan-gertakan kecil orang-orang yang hatinya ‘lalai’ itu. Marah mereka tidak ada apa-apa jika dibandingkan dengan MURKA ALLAH swt.

Hikmah peristiwa itu ialah, saya semakin berawas dengan saluran arahan. Bahkan, saya cuba sedaya upaya supaya berusaha untuk mengubah ‘keadaan’ itu. Program-program orentasi akan datang (sepanjang saya ada), saya cuba pastikan (mengikut kemampuan saya) slot itu dimansuhkan dan digantikan dengan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk dunia dan akhirat para pelajar. Dan, Alhamdulillah, 2 tahun selepas itu, kelab tarian (penganjur slot tersebut) di tempat saya belajar dimansuhkan atas ketidakwujudnya komitmen daripada pelajar-pelajar, baik daripada senior, mahupun junior.

Pengalaman 2 – teman serumah daripada pelbagai latar belakang

Boleh bayangkan setiap hari mendengar (atau lebih tepat ‘terdengar’) gossip, umpatan dan ejekan baru terhadap orang sekeliling, baik lelaki mahupun perempuan?

Boleh bayangkan setiap hari dihidangkan dengan pelbagai jenis music sekuat-kuatnya dirumah setiap hari atas alasan ‘for fun’ dan ‘happening’?

Boleh bayangkan setiap hari topik perbincangan di rumah hanyalah terkait ‘celebs’, movies, dan boyfriends?

Dan, akhir sekali, boleh bayangkan juga apabila setiap hari pakaian teman-teman di rumah semuanya melebihi batasan aurat sesama wanita atas alasan ‘suka hati akulah’?

Subhanallah, pada saya (ketika itu), memang mencabar dan tercabar.

Saya dibesarkan dalam keluarga yang hajat pada Islam. Saya disekolahkan di sekolah yang hajat membina pemudi-pemudi yang bermanfaat pada Islam. Tentu saja anda boleh bayangkan bagaimana suasana latar-belakang hidup saya sebelum ke IPT, bukan?

Namun, takdir ALLAH telah menetapkan untuk saya keluar daripada kepompong ‘indah’ itu, sejurus saya masuk ke alam IPT. Takdir ALLAH telah menetapkan untuk saya belajar berhadapan dengan pelbagai karenah manusia di alam realiti, yang menjadi mangsa kepada didikan sistem yang tidak berpaksikan Tauhid kepada ALLAH swt. Takdir ALLAH telah menetapkan saya untuk bersama dengan manusia-manusia yang luar imiginasi saya sebagai ‘housemate’ saya. Alhamdulillah, pengalaman yang sangat-sangat mendidik.

Maka, bagaimana saya menghadapinya?

Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAh yang memberi saya kekuatan. Tanpa rahmat kasihNya, pasti saya telah lama tewas dengan nafsu. Pesanan murabbi dan murabbiyah dijadikan panduan dalam berhadapan dengan teman-teman baru ini. Kata murabbi;

“Jangan marah, itu nafsu. Jangan benci, itu nafsu. Tapi, marah dan benci kepada sistem yang mencorakkan mereka, bukan pada mereka. Mereka adalah mangsa. Mungkin awak adalah orang pertama yang masih cintakan Islam yang mereka baru kenal selama mereka hidup. Mungkin awak adalah orang yang pertama yang masih ingin mempertahankan sahsiah Islam yang baru mereka temui selama ini.”

“Bersabar dan berbuat baiklah yang mana mampu. Ingat bagaimana dakwah baginda Rasulullah s.a.w. kepada masyarakat Arab yang lebih dasyat ketika itu. Kasih sayang – itu kuncinya. Santuni semua teman-temanmu kerana ALLAH dan dalam masa yang sama, carilah hati-hati yang masih berhajat kepada Islam di celah-celah pekatnya suasana jahiliyah itu. Insya-allah, kamu akan memperoleh pengalaman paling berharga dalam hidup!”

Usah dikatakan berapa ‘gelen’ air mata yang ditumpahkan untuk belajar bersabar dan belajar berkasih sayang dengan teman-teman baru. Ya, kita ada ‘hak’ untuk memperoleh suasana yang ‘kondusif’, tapi bagaimana kita meminta ‘hak’ kita dengan hikmah dan penuh cinta, tanpa melukai mana-mana individu. Ya, kita IZZAH dengan ISLAM anugerah ALLAH buat kita, tapi bagaimana kita menterjemahan ISLAM itu mengikut SUNNAH Rasul yang penuh Indah dan Hikmah itu, agar sampai ke hati-hati mereka dengan izinNya.

Lantas, hampir pekak telinga saya kerana sentiasa menyumbat ‘earphone’ dendangan AL-Quran dengan volume maximum untuk ‘counter’ situasi-situasi di atas. Sedaya upaya saya lazimkan senyuman, mengambil berat hal-hal umum seperti kesihatan, makan dan study mereka dan mendahulukan pandangan dan kesukaan mereka dalam perkara-perkara yang tidak melanggaar syara’. Harapan saya ketika itu hanyalah satu - membina jambatan hati, mudah-mudah risalah CINTA-NYA beroleh ruang untuk disebarkan.

Berkesankah ‘approach’ begitu?

Walaupun saya tidak lihat ‘natijah’ usaha ini dalam tempoh setahun dua. Namun begitu, Alhamdulillah, tiga empat tahun selepas itu, kesannya kelihatan semakin jelas. Biarpun saya telah berpindah rumah, biarpun saya tidak lagi bersama mereka, hubungan hati dan kasih sayang antara kami tetap mekar. Dan, tentunya, lebih menggembirakan lagi, beberapa daripada mereka hari ini menjadi teman dakwah saya. Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH, Rabb dan ILLAH yang MAHA HEBAT.

Pengajarannya?

Memetik sepotonh kata hikmah yang sering memberi inspirasi pada diri;

‘Orang-orang beriman merindukan suasana iman dan ukhuwwah, maka mereka berusaha membinanya.’

Tak semestinya dengan hujjah yang berapi-api, anda bisa memenangi hati-hati manusia. Kadangkala, hanya berbekal hati yang sarat CINTA, ditambah pula sedikit ILMU dan KEPERIBADIAN ISLAM yang SYUMUL, anda mampu menghidupkan suasana dakwah di tempat anda... insya-allah... PERCAYALAH!

artikel dipetik dari specialforyou03.blogspot


*****

dan bagaimana dengan pengalaman aku? errr perlu diceritakah?