Dengan nama Alah saya mulakan
Yang terhormat Ustadz Hassan al-Banna,
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh...
Apakah anda pernah mendengar tentang lelaki tanpa hati? Maaf, jika hati yang dimaksudkan adalah salah satu anggota tubuh dari daging yang berwarna merah, yang menarik dan melepaskan darahnya, tentu sahaja lelaki itu memilikinya. Yang dengannya dia dapat hidup dan menjalani kehidupannya. Akan tetapi, hati yang bersemangat, yang kuat dan hidup, sayang sekali dia tidak memilikinya.
Dia mengetahui kebaikkan meskipun kecil, dia juga mengetahui tempat-tempat keburukan mestipun samar-samar. Seringkali dia merasa benar jika membaca perilaku seseorang dari wajahnya dan dia juga dapat memberi isyarat akan hal itu. Akan tetapi dia tidak memiliki hati.
Jika bertemu dengan teman lamanya yang tidak bersua, dia menyalaminya, menggenggam tanganya dengan kuat, bahkan memeluknya. Namun, hatinya tetap beku, sama sekali tidak terpengaruh.
Dia memberi nasihat kepada orang lain, "Jadilah kalian begini dan jadilah kalian begitu", serta menyebutkan berbagai dalil dan alasan, namun hatinya semakin keras dan tidak terpengaruh.
Dia tersenyum kala menerima berita gembira. Dia juga mengerutkan dahi disaat menerima berita duka. Akan tetapi, kegembiraan dan kesedihannya hanyalah reaksi alami, sedangkan hatinya tetap diam dan tidak tergoncang.
Dia menyatakan cinta dan benci kepada seseorang. Ketika melihat hatinya, hatinya tetap diam tanpa memberi penjelasan.
Dia berdiri menunaikan solat dan berusaha kusyuk, membaca al-quran dan berusaha memusatkan perhatiannya. Ketika menunaikan solat, membaca bacaan solat dengan nada-nadanya sehingga orang-orang pun berkata, "Dia itu orang yang kusyuk". Akan tetapi, ketika diraba hatinya, dia mendapatinya tuli dan tiak kusyuk, walaupun memahami apa yang dibaca.
Ini adalah gambaran yang sebenarnya terjadi pada hati lelaki tersebut. Saya tidak melebih-lebihkan atau menguranginya. Menurut anda, apakah anda dapat mengatakan bahawa hatinya sama seperti hati orang-orang pada umumnya?
Saya dianugerahi akal, tetapi hati saya hilang. Saya merasakan fikiran saya menyala-nyala, bekerja, hidup dan menunjukkan keberadaannya. Akan tetapi, ketika saya ingin merasakan hal itu pada hati saya, sama sekali tidak menemukannya.
Saat ini, anda telah mendengar tentang sesorang lelaki yang tidak memiliki hati. Dia adalah seorang pemuda yang membait anda dan anda mengambil sumpah setia darinya. Apakah anda rela seorang tentera anda hidup tanpa hati? Apakah anda dapat membantu menghidupkan hatinya agar bergerak dan merasakan apa yang diucapkan oleh lisannya?
Ini adalah penyakit salah seorang tentera anda yang akan membuatkan anda sedih jika mengetahuinya. Oleh kerana itu saya tidak menyebutkan namanya, hingga saya memberitahu anda akan kesembuhannya.
***
Hati, kau kenapa?
Gelap ditengah terang?
Hati, kau kenapa?
Aman dalam jahiliyyah?
Hati, kau kenapa?
Tidur lena, dibuai dunia?
Hati, andai kau melemah
bagaimana nantinya iman?
-reblog
Kita sering merasakan bila berada dalam kelompok, kita terasa kuat seketika. Namun bila bersendirian, kita lemah hatta solat dua rakaat sebelum subuh pun tidak mampu kita lakukan. Iman kita memang ternyata lemah bila untuk bangkit berjihad sebanyak 2 rakaat dan berdoa kepada Allah pun kita tidak mampu. Iman ternyata punya masaalah. Kita mungkin juga bertaubat tanpa tangisan air mata. Kenapa? kerana iman yang mencetuskan air mata itu sudah larut dalam karat-karat dosa dan kemaksiatan.
-reblog
hati,
dimana kamu? ='(
pastu..bgmana ye..
ReplyDeletenak hidupkan hati..
x nak bg rse begitu..?