Pasti tak semudah yang kita sangka |
#1
Jika yang pertama diucap adalah barakah, tidakkah dikau tertanya-tanya apakah itu barakah?
Barakah mengikut kata Salim A.Fillah, menapaki jalan-jalan Sulaiman, sekaligus menyusuri pematang-pematang Ayyub, 'Alaihimassalaam.
Barakah mengikut kata Ibnul Qayyim adalah semakin dekatnya kita pada Allah.
Barakah mengikut kata Saidina Umar, kenderaan yang tidak peduli harus menunggang yang mana; sabar atau syukur.
Barakah dalam pujian Nabi adalah keajaiban;
"Menakjubkan urusan orang-orang beriman. Segala perkaranya adalah kebaikkan. Dan itu tidak terjadi kecuali pada orang yang beriman. Jika mendapat nikmat dia bersyukur, dan syukur itu baik baginya. Jika ditimpa musibah dia bersabar, dan sabar itu baik baginya." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Maka barakah itu keajaiban, yang terjadi pada mereka yang beriman. Barakah menjawab, barakah menjelaskan, menenangkan dan menyemangati. Tak bererti dibenci Allah saat berada dalam kesempitan, kelemahan, kekurangan dan kefakiran kerna yang dicintai Allah tak selalu berada dalam dalam kenikmatan, kemudahan, kekayaan dan kelimpahan.
"Barakah itu membawa senyum meski air mata menitik-nitik. Barakah itu menyergapkan rindu di tengah-tengah kejengkelan. Barakah itu menyediakan rengkuhan dan belaian lembut di saat dada kita sesak oleh masalah." (Salim A. Fillah)
dan kunci barakah itu wujud dalam (tujuh : sembilan enam)
#2
Kedua, adalah niat yang terawal wujud dari barakah.
"Innamal a'maalu bin niyaati, wa innamaa likullimrii-in maa nawaa" yang mencetuskan 'Apa akan adakah barakah dalam tindak kerja kita?"
Niat ketika memulakan, niat ketika dipertengahan, niat ketika dihujungnya, niat ketika itu dan ini; niat dalam setiap ketika, ketika dan ketika. Apakah ada barakah?
Kerna itu perbaikkan diri tak pernah berdiri atas 'objek', yakni 'dia'. Perbaikan diri harus berdiri atas 'subjek', yakni 'saya'. Kata Salim, kita menghilangkan semua kepedulian dan ketergantungan pada hal-hal di luar 'saya'. Itulah Ikhlas. Ikhlas dalam perbaikan diri.
Kita tak peduli samada 'dia' itu wujud ataupun tidak, 'saya' tetap meneruskan perbaikan diri. Perbaikan dengan mengubah apa yang ada dalam jiwa kita, ikhlas tanpa perlu wujudnya 'dia'. Aku selalu tertanya-tanya pada saat jatuhnya pandangan pertama, apa yang terbit di hati, "Apakah akan ada barakah?"
#3
Terakhir dan terawal-awalnya lagi. Harus sentiasa ada Allah antara aku dan dikau.
No comments:
Post a Comment